Ratusan kader dan simpatisan, mulai dari pengurus anak ranting, anak cabang, pengurus DPC dan anggota Fraksi PDIP DPRD Surabaya memenuhi kantor DPC PDIP Kota Surabaya, di Jalan Setail, Wonokromo.
Mereka secara bergantian mengambil darahnya dengan lancing pen, kemudian membubuhkannya ke spanduk yang sudah dibentangkan.
Sekretaris
DPC PDIP Kota Surabaya Baktiono mengatakan pembubuhan cap jempol berdarah ini
merupakan bentuk dukungan penuh dan kesetiaan mereka terhadap Ketua Umum
Megawati Sukarnoputri, yang dikabarkan akan maju kembali sebagai calon ketum
pada Kongres PDIP April 2025 mendatang.
"Kami tetap solid di bawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri. Kami
sudah sepakat, berikrar, dan berjanji bahwa tahun 2025 dalam Kongres PDIP ke-6
akan tetap mencalonkan dan mengukuhkan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua
Umum PDIP," kata Baktiono.
"Kami
menyatakan sampai titik darah kami yang terakhir, tetap setia kepada ketua umum
PDIP yaitu Ibu Megawati," tambahnya.
Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya ini juga mengatakan, pembubuhan cap jempol
darah ini bukan yang pertama kali mereka lakukan.
Aksi serupa, sudah pernah dilakukan saat perjuangan massa PDI (Partai Demokrasi
Indonesia) pro Megawati, yang pernah diintervensi oleh rezim Orde Baru, lewat
keberadaan PDI di bawah kepengurusan Soerjadi.
Peristiwa pembubuhan cap jempol darah pun dilakukan saat peristiwa Kudatuli 27
Juli 1996 silam di DPD PDIP Jawa Timur, Jalan Pandegiling Nomor 223. Dokumen
'berdarah' sebagai wujud kesetiaan kepada Megawati itu lalu dikirim ke Kantor
PDI pusat, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta.
"Maka Surabaya juga mendahului dengan mengadakan apel kesetiaan dengan cap
jempol darah kita untuk setia kepada Ibu Megawati dan PDI Perjuangan,"
katanya.
Selain pembubuhan cap jempol darah, Baktiono mengatakan PDIP Surabaya juga akan
menggelar mimbar bebas Minggu (12/1) malam.
Menurutnya, para pengurus, kader, simpatisan, dan masyarakat umum dipersilakan
menyatakan pendapat tentang PDIP, dan juga situasi dan kondisi perpolitikan
saat ini.
"Kita jangan sampai dikekang. Ini sesuai dengan undang-undang dasar,
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat dalam koridor
Demokrasi Pancasila," ujarnya.
Sementara itu, kader senior PDIP Kota Surabaya yang juga Wakil Walikota
Surabaya Armuji menegaskan, seluruh kader dan simpatisan partai banteng sudah
sepakat dan satu suara untuk mendukung Megawati Soekarnoputri tetap jadi Ketua
Umum PDIP pada periode selanjutnya.
"Cap jempol darah ini menunjukkan kesetiaan kita pada ibu Megawati, untuk
dipilih kembali menjadi ketum pada kongres mendatang. Surabaya satu suara, one
voice untuk ketum Ibu Megawati, tidak ada pilihan lain meskipun ada riak-riak
kecil di sana," katanya